Peron 9¾

KING CROSS,begitu bunyi papan nama yang menempel pada gerbang pintu masuk sebuah stasiun.Nampak orang-orang hilir mudik keluar masuk pintu tersebut.Tak jauh dari pintu,berdirilah sesosok gadis menggenggam secarik kertas,mengamati setiap tulisan yang tertera pada kertas dan membandingkannya dengan papan nama tersebut.
“King Cross,benar ini tempatnya”lirih gadis itu lalu bergegas mendorong troli yang penuh berisi koper butut tua dan sangkar burung hantu.Ya,tak banyak barang yang ia bawa sebenarnya.Hanya beberapa helai pakaian
layak pakai mengingat sebagian besar pakaiannya merupakan pakaian bekas milik sepupunya,yang bisa dibilang hampir seluruh pakaiannya tidak layak pakai dan terlalu besar untuk ukuran tubuh kurus seperti dirinya.Buku-buku  dan  jubah baru,hanya itu barang yang baru yang ia beli ketika di Diagon Alley.Serta burung hantu putih,Hedwig,pemberian dari pria raksasa yang menemaninya berbelanja tempo hari.Gadis itu mencari-cari peron yang tertera pada kertasnya,ia menyusuri bangunan itu.Ia tajamkan matanya mengamati setiap papan penunjuk yang tertera di dinding peron,namun nihil.Gadis itu berdiri di antara peron 9 dan 10.
“Dimana peron 9¾?Yang ada hanya peron 9 dan 10.Apa pria raksasa itu salah memberi tahuku ya?”pikir gadis itu,namun saat dia akan beranjak langkahnya terhenti.Pandangannya tertuju pada segerombolan anak yang membawa troli-troli besar yang menghilang,ah bukan mereka seperti menembus dinding diantara peron 9 dan 10.Eva mengusap-usap matanya,kalau-kalau dia salah melihat.Seorang laki-laki jangkung dengan rambut merah berlari menuju dinding ‘itu’ dan kemudian  BLUSH ,menghilang!Eva mengerjapkan matanya,ia tajamkan penglihatannya.Sesosok laki-laki jangkung yang berambut merah,sosok itu sangat mirip atau bahkan sama tampaknya-mereka-kembar dengan laki-laki yang baru menghilang.laki-laki itu mendorong pelan trolinya setelah melambai pada seorang wanita paruh baya dan lago-lagi BLUSH ,menghilang!Ajaib!
“Permisi nyonya,bisakah anda memberi tahuku cara mereka err... menghilang?”tanya gadis itu was-was takut menyinggung perasaan perempuan paruh baya yang nampak seperti ibu dari anak-anak-yang-menembus-dinding.Sepertinya ia tak salah bicara,karena wanita itu tersenyum ramah pada gadis itu.
“Kau murid Hogwarts?”.Gadis itu mengangguk pelan.Wanita paruh baya itu tersenyum semakin lebar.
“Baguslah nak,kau benar dengan bertanya padaku.Siapa namamu?”
“Eva,Evangelin Potter.”
“Baiklah Eva,kau bisa memanggilku Mrs. Weasley,dan ini.Ini anakku dia juga baru bersekolah di Hogwarts.Namanya Ratna Weasley.”Eva mengamati gadis disamping Mrs. Weasley.Gadis dengan pipi chubby dan sedikit gendut bermata sipit dengan rambut merah menyala terurai.Eva mengulurkan tangannya dan Ratna  membalas perlakuan Eva sembari menyunggingkan senyuman.
“Ayo anak-anak,sebentar lagi kereta berangkat!”ucap Mrs. Weasley,dia memberitahu bagaimana cara memasuki peron 9¾ pada Eva.
“Kau hanya perlu berjalan ke dinding diantara peron 9 dan 10.Dan saat kau sudah dekat kau bisa berlari.Ooiya..jangan sampai kehilangan kendali trolimu.Kita akan bertemu di sana.”Mrs. Weasley mengakhiri penjelasannya dengan menepuk pelan bahu Eva.Eva mengangguk mengerti,ia mengeratkan genggamannya pada troli barang-barangnya.Matanya tertuju pada sebuah dinding yang tak jauh darinya.Dinding diantara peron 9 dan 10.Perlahan ia melangkahkan kaki,mendorong trolinya.Sempat ia berpikir,mungkinkah ini berhasil?Hey,ia harus berjalan memasuki dinding bukan lebih tepatnya menembus dinding itu.Bagaimana kalau ini tidak berhasil,pasti akan timbul benjol besar di keningnya beserta memar-memar di sekujur tubuhnya.Kalau tidak berhasil ia akan menabrak dinding itu.Sempat terbersit di pikirannya,mungkinkah nyonya ini err... sinting?Tapi melihat dua anak kembar berambut merah persis seperti nyonya itu yang berhasil menembus dinding di depannya ini,ia rasa nyonya ini normal untuk ukurannya.Ya ukurannya,ukuran untuk bukan-manusia-normal.
Eva menghela nafas pelas,ia menambah kecepatannya,mempersempit jaraknya dengan dinding itu.Kini jaraknya hanya tinggal 1 meter,ia tak mengurangi kecepatannya sedikitpun.Meski ragu ia paksakan kakinya berlari ke dinding itu dan bluush.....Eva tak tau apa yang terjadi karena begitu membuka matanya dia sudah berada di tempat yang pasti bukan King Cross.Ia melihat orang-orang berlalu lalang dan sebagian dari mereka adalah anak-anak dengan koper dan kandang peliharaan.Matanya menangkap sesuatu yang dicarinya selama ini,papan dengan tulisan berbunyi PERON 9¾.
Dia masih mengamati orang yang berlalu lalang,disana dibalik orang yang berlalu lalang.Tampak sebuah kereta tua merah dengan asap putih yang mengepul dicerobongnya.Ia terpana untuk beberapa saat hingga seseorang merengkuh bahunya.
“Ayo nak,sebentar lagi kereta berangkat.kau tak mau tertinggal kan?”Mrs. Wealey membimbingnya di tengah kerumunan manusia,menerobos hingga tepat berada di depan pintu gerbong kereta.Pertama Ana masuk sembari menenteng koper merah bututnya ditangan kanannya dan seekor tikus di tangan kirinya.Mrs. Weasley tak lupa mencium kedua pipi chubbynya.Lalu Mrs. Weasley membantu Eva menaiki kereta.Tak lupa koper dan sangkar burung hantunya.
“Cepat cari kompartemen,jangan sampai terpisah dengan Ana”pesannya sembari mencium kedua pipiku.
“Terima kasih Mrs. Weasley!”ucap Eva tersenyum kemudian mengekori Ana.Menyusuri lorong-lorong kereta yang penuh sesak mencari kompartemen kosong.
“Disini saja”Ana menggeser pintu kompartemen,ia melangkah masuk dan merebahkan diri di kursi dekat jendela setelah sebelumnya menyimpan kopernya.Eva pun mengikuti langkahnya dan kini mereka duduk berhadapan.
Peluit berbunyi nyaring,tanda keberangkatan kereta.Ana menatap jendela,memperhatikan setiap kepala manusia hingga pandangannya tertuju pada wanita paruh baya dengan rambut merah sama sepertinya.Ia melambai-lambaikan tangannya sembari berteriak,”Hati-hati sayang.Jaga diri kalian baik-baik!Sampai jumpa libur tahun baru!”.Ana dan Eva mengangguk sambil tersenyum.Kereta merah tua itu pun melaju perlahan,membawa anak-anak bukan-anak-sembarangan atau lebih tepatnya penyihir.Ya penyihir,menuju sekolah sihir terhebat,Hogwarts.

Bersambung ...

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Peron 9¾"

Posting Komentar