Rahasia Awan
Huaahh ... Aku menguap lebar,rasa kantuk kini menyerangku.Hawa sejuk dengan semilir angin yang sesekali berhembus kencang menambah berat kelopak mataku.Kujadikan kedua tanganku sebagai tumpuan kepalaku,mataku menatap langit biru yang berhiaskan awan.Awan dengan berbagai bentuk,sesuai dengan imajinasiku.Aku tersenyum,selalu bahagia setiap melihat awan.Nyaman!Pasti sangat nyaman jika aku bisa terlelap beralaskan awan.Dan kemudian mataku terpejam,tertidur.
Lagi-lagi aku ketiduran,aku beranjak dari atap rumahku.Aku selalu tertidur bila sudah berimajinasi dengan awan.Kalian tau kenapa?Karena awan seperti buku cerita bagiku.Awan menceritakan berbagai kisahnya mengelilingi dunia.Itulah yang selalu ibuku ceritakan tentang awan.Ketika aku kecil,ibu tidak pernah menceritakan dongeng-dongeng seperti Cinderella,Putri Salju atau Pinoccio.Ibu selalu menceritakan dongeng tentang awan,awan yang mengelilingi dunia,yang selalu berubah bentuk seperti bunglon dan awan yang menumpahkan kilauan-kilauan hujan ataupun salju.
Kuambil secarik kertas dan bulpoin dari laci meja belajarku.Kutulis sebuah surat singkat untuk ibuku di atas kertas biru.
Salam penuh cinta untuk Ibu,
Ibu,lagi-lagi awan membuatku iri.Awan menceritakan perjalanannya dari Paris.Paris,tempat yang selalu diceritakan Kak Philip.Awan menunjukkanku menara Eiffel,persis seperti foto yang ditunjukkan Kak Philip.Aku harap aku bisa kesana,aku ingin melihat menara Eiffel dengan mata kepalaku sendiri dan memamerkannya pada teman-temanku.Pasti mereka akan iri kepadaku.Hihihi.Sudah dulu ya bu.Lista sayang Ibu.
Selesai menulis,kulipat surat itu hingga membentuk pesawat terbang kertas.Aku beranjak menuju jendela.Kuterbangkan pesawat itu bersama angin,agar angin membawanya ke tempat ibuku.Aku tersenyum,melambai pada pesawat kertas yang baru saja lepas landas.Aku selalu menulis surat singkat untuk ibuku setelah mendengarkan cerita awan.Ya,seperti tadi,ketika aku akan terlelap di atap.Awan menampakkan dirinya seperti menara Eiffel,salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
Ibuku bercerita,ketika aku rindu padanya,aku harus menulis surat untuknya.Tapi,Ibu tak pernah memberitahuku kemana aku harus mengirimnya.Nenek bilang,Ibu pergi ke tempat yang indah dibalik awan.Karena itu,aku menitipkan surat pada angin.Kata ibu,angin menjelajahi berbagai tempat,angin menyampaikan kabar pada siapapun.Jadi,kutitipkan pada angin,aku percaya angin pasti menyampaikannya.
======
Aku berjalan melintasi rumput ilalang yang tumbuh liar di kebun belakang rumahku.Rumput-rumput itu bergoyang pelan tertiup angin.Sejuk!Baru saja aku pulang dari sekolah,setelah seharian bergelut dengan ilmu dan buku,lelah juga.Setelah mengganti bajuku,aku menuju tempat favoritku.Atap rumah.
Add caption |
“Hai awan,apalagi yang akan kau ceritakan?Apa kau akan menceritakan menara Eiffel seperti kemarin?Ayolah,pasti ada pengalaman baru yang akan kau ceritakan,kan?Aku sudah tak sabar untuk mendengarnya!”ucapku.Aku tersenyum,merebahkan tubuhku dilantai.Kugunakan kedua tanganku sebagai bantal,aku menengadah ke langit,menatap awan yang bergerak perlahan.Kulihat sebuah titik hitam dilangit.Serangga mungkin,pikirku.Namun lama-kelamaan titik itu semakin membesar.Aku mengerjap-ngerjapkan mataku.Dan titik yang kukira serangga itu semakin mendekat membentuk gumpalan aneh.Semakin lama semakin jelas gumpalan aneh itu,dan ... oh tidak!Gumpalan itu tepat mengarah padaku.Hei,dia akan menabrakku dengan kecepatan seperti itu.Reflek aku menutup mataku dan kepalaku dengan kedua tanganku.1 detik .... 2 detik .... 5 detik ....10 detik .... Hening!Tak ada apa-apa.Eh!Kenapa tidak ada apa-apa?pikirku.Perlahan kubuka mataku.
“Salam damai maldar!”sapa makhluk aneh itu.Aku mengerjapkan mata antara bingung dan takjub pada sosok didepanku ini.Kutatap makhluk itu dari ujung kepala hingga kaki.Makhluk itu tidak lebih tinggi dariku,dengan telinga runcing panjang yang mirip seperti kelinci namun tak berbulu.Matanya besar dengan bola mata berwarna-warni seperti pelangi.Hidungnya lebih panjang dari ukuran manusia normal.Sosok itu menggunakan syal berwarna hijau tua yang sangat tidak cocok dengan pakaiannya yang serba coklat.Rambut panjang berwarna merah yang ditutupi dengan topi berwarna coklat dan dilehernya bergantung sebuah kacamata besar yang biasa dipakai pilot.Dia menggunakan sepatu bot selutut berwarna hitam dengan tas selempang berwarna coklat yang nampak beberapa tembelan disana-sini.Tangan kirinya memegang sebuah sapu yang lebih tinggi darinya.
“Salam damai maldar!”ucapnya lagi dengan nada yang lebih tinggi.Dia tersenyum memamerkan gigi-gigi kecil putihnya yang tersusun rapi.
“Eh?”
“Hai!Perkenalkan namaku Syafron klan Pemburu Angin!”
“Pem ... pemburu a ... angin?”
“Ya wahai maldar!”
“Maldar?Apa yang kau bicarakan?”
“Ah,kau pasti terkejut dengan kedatanganku.Akan kujelaskan wahai maldar.Mari kita duduk!”tegur sosok itu kemudian duduk dan akupun mengikutinya.Kami duduk saling berhadapan.
“Kau percaya sihir?”tanyanya,aku mengangguk pelan,”Baguslah!Kau tahu ada hal di dunia ini yang bisa kau lihat dan tidak.Tapi bukan berarti kau tak bisa melihatnya maka hal itu tak ada.Kau tau setiap beberapa bulan musim berganti,dan setiap musim tidak berganti dengan sendirinya,itu tugas kami para ksatria langit.Kami membawa hujan,mengatur angin,membentuk awan dan masih banyak lagi.Dan aku,aku adalah Pemburu Angin.Kami bertugas mengatur angin yang berhembus bahkan angin sepelan apapun kami yang mengaturnya dengan jaring ini!”Syafron mengeluarkan sebuah jaring yang terbuat dari tongkat dengan ukiran pada pegangannya dari dalam tas.
“Dan aku kesini karena sahabatku.Taron klan Pengendali Awan.Dia menyerahkan tugas kepadaku!”
“Tugas?”
“Ya,tugas!Tugas untuk membawamu ke awan.Ke tempat yang kau inginkan bukan?”
Aku terbelalak dengan ucapan Syafron.Kucerna baik-baik setiap kata yang diucapkannya.Apa aku bermimpi?pikirku.”Aku?Tugas?Pergi ke awan?”
“Yap benar wahai maldar!Oh ya,siapa namamu?”
“Aku?A...Aku Lista!”
“Oh,senang berkenalan denganmu Lista klan Maldar!Mari kita berangkat!”ucap Syafron sembari berbalik menaiki sapunya.Aku terkesiap,buru-buru kutarik bahunya.
“Ah,ini ... ini terlalu cepat bagiku!Aku ... Aku benar-benar bingung.Bisakah kau jelaskan perlahan-lahan?”
“Ah ya tentu saja,maaf.Akan aku jelaskan tapi tidak disini.Cepatlah naik,kita sedang terburu-buru!Oh ya,hampir lupa.Gunakan ini,agar kau tak menabrak hama langit dan ksatria langit.Kau tahu,terkadang mereka sangat jahil?”Syafron melemparkan sebuah kacamata yang persis seperti yang digunakannya.
“Hama langit dan ksatria langit?Tapi ... tidak ada apa-apa disini!”
“Tentu saja!Dengan mata telanjang kau tak bisa melihatnya.Pakailah kacamata itu dan segeralah naik.Waktu kita terbatas!”Akupun mengikuti perintahnya,kupakai kacamata pemberiannya.Dan alangkah terkejutnya aku!Bukan lagi langit biru berhiaskan awan bersih yang kulihat beberpa detik yang lalu.Namun langit biru dengan berbagai makhluk yang menghiasinya.Beberapa mirip dengan Syafron,lengkap dengan jaring dan sapu terbang.
“Bisakah kau sedikit lebih cepat?”tegur Syafron yang sukses membuatku tersadar dari kekaguman sesaatku pada pemandangan di sekeliling.Aku mengangguk pelan dan menaiki sapu terbang,berpegangan pada tangkai sapu.Dan tiba-tiba WUUSH ... jantungku serasa tertinggal di bumi ketika kami terbang.Cukup terkejut dengan sensasi yang baru kurasakan.
Bersambung ...
0 Response to "Rahasia Awan"
Posting Komentar